Sekarang udah pukul 5.15pm, jam kantor udah selesai sejak 15
menit yang lalu. Well, ini sekaligus sebagai pertanda bahwa sejak 15 menit lalu
aku sudah bukan jadi reporter di Majalah Info Balikpapan.
Aku masih inget banget waktu itu 8 Maret 2013 aku diterima jadi
reporter disini. Majalah lokal Balikpapan ini sempat vakum selama 2 bulan,
barulah Maret 2013 kembali aktif dan merekrut beberapa pegawai baru dan aku
menjadi reporter tunggal saat itu.
Kebayang ga sih, anak kemarin sore yang cuma modal suka nulis
tanpa mengenal teknik-teknik jurnalisme harus langsung terjun kelapangan
meliput berita dan membungkus rapi semuanya ke dalam sebuah bentuk artikel.
Rasanya seperti terjun bebas…
Inget banget deh sebulan pertama kerja disini ketika harus
liputan mesti cepet-cepet bikin konsep pertanyaan dan saat lagi wawancara nara
sumber, kebanyakan momen “dead air” nya karena kadang tiba-tiba stuck, bingung
, dan kehabisan bahan pertanyaan. Padahal waktu wawancara baru berjalan
beberapa menit.
Sebulan pertama sebagai single reporter di majalah ini pun
terlewati dengan cukup baik. Akhirnya kantor mulai merekrut satu lagi wartawan
baru. Bulan berikutnya pun ada tambahan satu wartawan baru lagi.
Over all kerjaan ini enak banget. Waktunya fleksibel, mau
ngantor jam berapa aja boleh yang ngatur jadwal wawancara si wartawannya
sendiri. Apalagi aku yang susah tidur cepat jadi tetap bisa bangun siang meski
sudah kerja. Jam kuliah juga ga terganggu. Time is in your hand!
Belum lagi kalau ada liputan kuliner. Sebagai anak kost bersyukur
banget bisa ngerasain makanan kelas hotel-hotel berbintang secara gratis.
Setiap wawancara juga, ga jarang nara sumbernya traktir kopi dan makan.
Berkunjung ke tempat-tempat yang bisa bikin aku berkata “wah.. ternyata di
Balikpapan ada tempat sebagus ini…”
Namun yang lebih penting dari itu semua, aku bisa dapat
kesempatan untuk ngobrol tentang banyak hal dengan orang-orang yang luar
biasa.. mulai dari suku pedalaman, supir angkot, PR hotel2 berbintang, Chef,
Manager, pengusaha, selebritis, pejabat pemerintahan, dan masih banyak lagi.
They are just gorgeous, awesome, and inspiring. Aku banyak belajar dari mereka.
Crew nya juga seru. Rata-rata masih seumuran. Pak Rama bos
gaul yang suka becanda. Tiap kali merasa ngantuk dan badmood tapi mesti ngejar
deadline, banyolannya bisa jadi semacam mood booster dan kendala tadi bisa
diatasi …deadline pun bisa selesai tepat waktu. Oh ya Pak Rama akhir2 ini lagi
concern banget sama fashion. Mulai dari gaya rambut, pakaian, Parfum, cream
wajah.. pokoknya head to toe …kenapa bos ku tiba-tiba jadi merhatiin penampilan
seperti itu? Karena ….. *rahasia* :p
Ada mas Rudy, si Fotografer gembul yang tongkrongannya sperti
tukang potong daging hhehehe …orangnya suka becanda juga. Kalau udah ketawa
bisa sampai lupa bernapas dan sering galau dengan playlist lagu-lagu Kerispatih
nya. Lagu favoritnya “We are the world” kalau udah nyanyi lagu ini rasanya
seperti Nobita dkk yang ga tahan dengar Giant nyanyi
Ada juga mbak Santi di bagian accounting… I always laugh on
her dirty jokes hhaaaha. Banyak banget ilmunya kalau tentang yang begituan. Aku
pun jadi terbawa arus hhhehehe apalagi kalau lagi nunggu majalah edisi baru di
drop di cargo bandara. Sambil nunggu, dia selalu saja punya topik untuk dibicarakan
dan diperdebatkan di mobil bareng yang lainnya. Dan ada beberapa pegawai lain
yang juga ga kalah seru: Maya ( si wartawan yang selalu tau dimana tempat
makanan enak dan murah), Taufik ( layouter sekalian yang suka jaga kantor dri
malam sampai pagi), Noor ( wartawan baru yang ngakunya masih perjaka tapi
diragukan oleh mbak Santi :p, dan mbak Nia ( mbak Santi partner in crime). Oh
ya at last but not least ada Elda di bagian sirkulasi yang suka bikin gregetan
gapteknya hhahahah.
Pada July 29 aku memutuskan untuk resign karena mendapat kesempatan
magang disalah satu perusahaan minyak di Balikpapan. Cerita baru pun siap aku
jalani.
Passion. Yah, menjadi seorang jurnalis seperti wartawan dan
kemudian menulis artikel adalah passion ku. Selama 5 bulan aku pun mendapat
kesempatan untuk bekerja sebagai jurnalis. Passion adalah sesuatu yang harus
dikejar dan dilampiaskan. Selama 5 bulan ini aku sudah melampiaskan passion
ini. Puas? Sebagai manusia tentu tidak pernah ada rasa puas namun aku harus
melihat lagi ke waktu yang terbatas.
Seperti anak muda yang lekat dengan tagline “Young, Wild, and
Free,” aku coba bertingkah seperti itu. Mengejar passion, tidak peduli jika ada
yang menentang, aku terus berjalan bahkan berlari di jalur yang aku pilih yaitu
dunia Jurnalis. Namun ketika beranjak dewasa dan melihat bahwa tanggung jawab
bertambah tidak bisa lagi menjadi egois dan lelah berlari. Akhirnya aku coba
berhenti yang terpenting aku sudah melampiaskan passion itu dan menjadikan
sebagai cerita dan pengalaman yang berharga.
Pada akhirnya semua tentang pilihan jangka panjang. Sama
halnya ketika masih teenagers kita berpacaran tanpa banyak pertimbangan,
mengenal siapa saja, coba-coba, dan bermain-main …Hingga akhirnya tumbuh dewasa
dan berpikir sudah saatnya untuk memilih “the right one” seseorang yang benar-benar
mau diseriusin tidak sekedar main-main dan coba-coba. Begitulah analoginya,
antara dunia jurnalisku yang harus aku tinggalkan dan memilih untuk magang
diperusahaan minyak. Eiittss.. tapi tunggu dulu, bukan berarti dalam kehidupan
asmara aku perempuan yang matrealistis karena dalam karir tidak melibatkan hati,
berbeda dalam menjalin suatu hubungan.
Aku hanya ingin menjadi perempuan mandiri yang bisa bertahan
dalam keadaan seburuk apapun. Meninggalkan passion dan mengejar materi. Namun
bukankah “Tak kenal maka tak sayang.” Nanti aku berharap setelah bergelut di
dunia baru, bekerja kantoran seperti ini, lambat laun setelah semakin terbiasa
dan mengenal seluk beluknya, pekerjaan baru ini pun bisa menjadi passionku yang
baru.
Thank uuuuuu for everything and Tons of luck untuk kita
semua.
Find your
passion (done) or let it find you (on going) …
NB: Tulisan
ini udah aku buat sejak hari pertama resign dari kantor majalah tapi baru
sempat di post sekarang hhhehe.

0 comments:
Posting Komentar